Pengembangan Kuliner Mengalo Khas Suku Sakai Guna Melestarikan Kuliner Asli Daerah

Authors

  • Hendrayani Hendrayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Rizqi Fachri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Asnahwati Asnahwati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Nova Syafrina Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Reza Kurniawan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Andi Abdul Aziz Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia
  • Mulyadi Maswir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Riau, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59837/jpmba.v1i10.493

Keywords:

Kuliner Lokal, Mengalo, Makanan Khas Suku Sakai

Abstract

Kuliner tradisional adalah kuliner makanan yang sudah lama dan sulit ditemukan di daerah lain, selain citra rasa, bentuk dan tidak  semua  orang  bisa  membuatnya  sehingga  cita  rasanya berbeda.  Suku Sakai yang berdiam di 13 anak sungai Mandau yang bermuara di sungai Siak terletak di Kabupaten Siak Sri Indrapura dan Kabupaten Bengkalis merupakan suku asli yang memiliki keunikan dan menjadi perhatian banyak pihak seperti makanan  khas  dan  kuliner andalan  yang  tidak kalah  dengan daerah-daerah di  Riau.  Masyarakat Suku Sakai merupakan salah satu masyarakat yang memiliki kebiasaan mengonsumsi mengalo. Mengalo merupakan makanan khas Suku Sakai yang terbuat dari ubi kayu, untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat keluarganya. Namun konsumsi jenis bahan makanan lain seperti buah-buahan dan bahan makanan sumber protein masih kurang. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui jenis makanan dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh Masyarakat Suku Sakai serta pemanfaatan mengalo oleh Masyarakat Suku Sakai sebagai alternatif sumber karbohidrat.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Devi, N. (2012). Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas Media Nusantara.Febliza, A., & Zul Afdal. (2015). Statistik Dasar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Adefa Grafika.

Harmayani, Eni, dkk. (2019). Makanan Tradisional Indonesia Seri Kelompok makanan Fermentasi dan Makanan yang Populer di Masyarakat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Juliana, dkk, (2021). Pelatihan Kreasi Tteok Dengan Variasi Menu Sate Maranggi Dan Gulai Ayam. Jurnal Abdimas: Jurnal Pembelajaran, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat, 4(01), h.13.

Norman, dkk, (2009). Handbook Of Qualitative Research. Yogyakarta: Pustaka PelajarMargono. S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Cet 2. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustafidah,Arina, (2017). Pelatihan Pengolahan Makanan Tradisional Untuk Meningkatkan Potesi Kreasi Olahan Basah Singkong di Desa Gayamharjo Prambanan Sleman. UIN Sunan Kalijaga: Jurnal Bakti Saintek,1(2), h. 113.

Narut, Y. F., & Nardi, M. (2019). Analisis Sikap Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar di Kota Ruteng. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(3), 259–266.

Sujdarwo. (2011).Metodologi Penelitian Sosial. Bandung: Mandar Maju.Sukesi,

Tri Wahyuni, dkk. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Peningkatan Ekonomi Dengan Memanfaatkan Kearifan Lokal. Universitas Ahmad Dahlan: Jurnal Pemberdayaan, 3(1), h. 112.

Supriani, Susi, dkk. (2014). Studi Etnobotani Dalam Budaya Kuliner Melayu Riau Di Kabupaten Siak dan Uji Fitokimia. Universitas Riau: Jom FMIPA,1(2), h. 239.

Tambunan, Tulus T.H. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.Trikomara, Rian, dkk. (2012). Analisis Kebutuhan Rumah Layak Huni Di Kelurahan Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Universitas Riau.

Downloads

Published

2023-12-03

How to Cite

Hendrayani, H., Fachri, R., Asnahwati, A., Syafrina, N., Kurniawan, R., Aziz, A. A., & Maswir, M. (2023). Pengembangan Kuliner Mengalo Khas Suku Sakai Guna Melestarikan Kuliner Asli Daerah. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa, 1(10), 2217–2222. https://doi.org/10.59837/jpmba.v1i10.493

Issue

Section

Articles